Pertama tama, menurut saya, logika dibalik hukum kekayaan intelektual adalah kebebasan dan harga diri buat mereka yang menghasilkan solusi.
Solusi adalah kekayaan dunia, uang boleh banyak tapi kalau tidak ada solusi itu semua tidak berguna.
Oleh sebab itu, para pembuat solusi harus dihargai seperti para pedagang atau pabrik pembuat barang.
Bayangkan, masa penjual sapi bisa menolak kalau harganya ditawar terlalu murah tapi musisi, ilmuan, dan programmer tidak bisa?
Masak mereka tidak bisa bilang "eh, jangan, jangan konsumsi atau gunakan produkku tanpa izinku... bayar dulu lah peng yo?"
Inilah logika dari HAKI, yaitu kemampuan untuk menolak, atau harga diri. Dan hal inilah yang membuat sulit orang mengabolisi hukum HAKI.
Secara pribadi saya punya solusinya, tapi sebaiknya dipraktekkan rame-rame, yaitu mem-post bukti pembayaran atau struk pembayaran di profile page. Orang-orang yang tidak punya struk berarti belum bayar, dan kalau mereka menggunakan banyak hasil kekayaan intelektual, berarti mereka kurang etis, atau beresiko tinggi diajak berbisnis. (nota bisa digantikan stiker, stiker perunggu untuk yang murah, stiker emas atau platinum untuk yang mahal, tapi harus asli bertanda-tangan digital dsb).
Tapi kembali lagi kepada topik, sapi kan terbatas, tapi musik bisa dikopi terus? Kenapa masih pake HAKI juga? Jawabannya tetap saja, semua solusi itu berharga, yang membawanya ke alam kita harus diperlakukan dengan baik. Pemerintah memperlakukan mereka dengan baik, dengan cara memberi mereka hak seperti itu.
Kenapa ratusan tahun yang lalu kecepatan perkembangan teknologi begitu lambat, sedangkan seratus tahun terakhir begitu cepat? Apakah karena Inggris mencetuskan konsep paten / haki?
Berpartisipasilah, berterima kasihlah kepada sumber solusi, seperti memelihara hutan dan laut, semua sumber solusi harus dipelihara.
Ada tanggapan?